Sekilas Review Tentang Film Trilogy The Godfather
The Godfather
Tak diragukan lagi, ini adalah seri yang paling keren. Terutama
dengan karakter Vito Corleone yang dibawakan dengan baik oleh Marlon
Brando. Benar-benar membuat kita seperti melihat sendiri seorang bos
mafia.
|
Marlon Brando sebagai Vito Corleone, kanan. |
- Sejumlah kelompok mafia (asli) berusaha menghentikan proses produksi film ini.
- Ternyata kepala kuda di atas kasur itu asli. Dan jeritan histeris si
aktor bukanlah akting, karena ia tidak tahu sebelumnya bahwa itu asli.
- Adegan favorit saya ada tiga:
- Ketika Bonasera meminta tolong kepada Don Vito untuk membalaskan
dendam anak perempuannya. Dialognya benar-benar menggambarkan seperti
apa Don Vito tersebut :-D
- Ketika Michael dalam masa pengasingan di Sisilia, dan menikah dengan Apollonia (cakep banget :D).
- Ketika Don Vito menemui ajalnya.
|
sei molto bella, Apollonia! :D |
The Godfather: Part II
- Di film ini ada dua cerita yang berjalan secara paralel, yaitu
cerita tentang Michael dan masa muda Vito. Saya kurang suka dengan
cerita Michael. Masa muda Vito jauh lebih menarik :-D Robert De Niro
cukup bagus dalam membawakan karakter Vito muda. Pantaslah kalau ia
mendapat Oscar pada film ini.
- Marlon Brando sebenarnya direncanakan muncul sebagai cameo di sini,
tapi hal tersebut tidak terjadi karena ia punya masalah dengan pihak
pembuat film. Sayang sekali.
- Kutipan favorit:
Vito Corleone: I make him an offer he don' refuse. Don' worry.
Vito Corleone: [in Italian] Do me this favor. I won't forget
it. Ask your friends in the neighborhood about me. They'll tell you I
know how to return a favor.
Michael Corleone
The Godfather: Part III
Pada film ketiga, cerita sudah mulai berkembang ke generasi ketiga
Corleone. Kedua anak Michael yaitu Anthony dan Mary memiliki sejumlah
konflik dengan ayahnya. Michael berharap agar Anthony menjadi seorang
pengacara agar bisa menggantikan peran Tom Hagen (nah si Nenni dapetnya
karakter Hagen ini nih), saudara angkat Michael. Sedangkan Anthony
sendiri ingin menjadi seorang penyanyi. Padahal pada film pertama
Michael juga memilih karir sendiri untuk tak terlibat kegiatan mafia.
Lain halnya dengan Mary yang merupakan anak kesayangan Michael. Mary
sendiri terlibat hubungan asmara dengan sepupunya, Vincent yang
dimainkan oleh Andi Garcia. Tentu saja Michael tidak setuju dengan afair
tersebut, Mary mati tertembak seusai menonton opera dengan Michael.
Saat itu Mary sedang bertengkar dengan Michael menentang keputusan
ayahnya yang menyuruhnya menyudahi hubungan dengan Vincent. Si penembak
segera dibunuh oleh Vincent, Michael menangis dan mengangkat badan Mary
yang berlumuran darah, sementara Kay menjerit sangat histeris.
Beberapa tahun berlalu, Michael tua terlihat duduk di halaman depan
vilanya di Sisilia. Melepaskan kacamatanya perlahan, menjatuhkan jeruk
dari tangannya. Kemudian dia merosot dari kursinya hingga terjatuh ke
tanah dan akhirnya mati dalam kesendirian.
- Mengecewakan. Kharisma seorang bos mafia Italia tidak terlihat lagi,
sebagaimana dua film sebelumnya. Ceritanya aneh. Mungkin karena waktu
pengerjaan skenario yang terlalu cepat (6 minggu), sementara Francis
Coppola sebenarnya menginginkan waktu 6 bulan. Yang paling mengecewakan
adalah kualitas akting karakter Marie Corleone
- Ternyata konflik pada film ini didasarkan pada kisah nyata, yaitu
skandal di dalam Bank Vatikan. Termasuk dugaan pembunuhan terhadap Paus
John Paul I (yang hanya menjabat selama 33 hari).
- Kutipan favorit:
Vincent Mancini: Don Lucchesi, you are a man of finance and politics. These things I don't understand.
Don Lucchesi: You understand guns?
Vincent Mancini: Yes.
Don Lucchesi: Finance is a gun. Politics is knowing when to pull the trigger.
|
Marie Corleone | | |
0 komentar:
Posting Komentar